Saya bukan Vegetarian
Haha…banyak yang mengira saya ini vegetarian. Karena mungkin,:
1. saya tidak makan daging merah (sapi, ayam, bebek, kambing, kerbau, kelinci, kuda, keledai, unta, gajah, badak, macan, dll)
2. saya sering minta menu vegetarian ketika saya dalam suatu acara atau pekerjaan tertentu (sebenarnya ini hanya agar mempermudah mencari menu yang saya bisa makan, karena kebanyakan akan menyajikan menu ayam dalam nasi dos)
3. sering sering makan di warung vegetarian dan bertemu beberapa teman di sana dan mengira saya vegetarian.
4. saya tidak tahu istilah untuk mengungkapkan bahwa saya tidak makan makanan yang saya tuliskan di nomor 1 tadi, fiuh… (masa tiap ditanya orang dengan kapasitas waktu tertentu sayaharus menjelaskan sepanjang itu)
Nah maka, sebenarnya saya ingin meluruskan hal-hal di atas, karena beberapa kali saya kepentok dengan pertanyaan beberapa teman saya yang begini “lho, katanya vegetarian, kok makan telor? Ikan?” hanggggsssttt…lalu dengan kesabaran saya yang cukupan saya menjelaskan alasan saya tidak makan daging merah seperti di atas. Alasan pertama untuk kesehatan, karena saya dulu punya pola makan yang kurang baik sehingga saya sempat memiliki kista dalam tubuh saya, maka saya disarankan untuk tidak makan daging merah apapun itu. Alasan kedua, supaya irit (dan ternyata itu tidak berhasil). Alasan ketiga, supaya emosi saya lebih ramah lingkungan.
Maka teman-teman, jika menemukan beberapa kejanggalan ketika saya update status yang menyatakan sedang makan udang atau cumi atau telor, dan sejenis ikan yang lain, ya itu karena saya bukan vegetarian sejati (tidak sekedar tidak makan daging merah, telor, atau susu lho, hal-hal penting lainnya juga harus diperhatikan ketika kamu mengkoar-koarkan jika dirimu vegetarian), tetapi saya hanya tidak makan daging merah karena alasan menjaga kesehatan.
Nah, lega rasanya akhirnya saya sempat menulis ini, karena takut beban mental dengan membuat beberapa teman saya menganggap bahwa saya adalah vegetarian. Dan vegetarian juga tidak sesimpel itu lho. Tidak sekedar menjadi anggota PETA dan tidak makan daging merah dan olahan susu serta bawang dan garam, tetapi dari perilaku dan sikapnya juga. Singkatnya, tidak sekedar aktivitas fisik yang diolah, tetapi juga aktivitas rasa. Kalo vegetarian tapi seneng pake jaket kulit atau boots dari kulit, sama aja. Kalo vegetarian tapi free-sex, sama saja sami mawon. Bukan takut untuk mengambil komitmen yang lebih serius, tetapi tubuh saya yang tidak kuat ketika saya tidak menerima asupan protein yang cukup.
Begitulah sekilas tentang pola makan saya, semoga beberapa teman saya yang sampai saat ini bingung tentang “kowe ki piye toh, ndan?” nah, inilah jawabannya. Have a great day, cheers.
Comments