Ojo Dumeh

 
Sudah kesekian kalinya saya menemui orang-orang yang memang pandai secara akademik memang pintar,pandai, atau apapun sebutannya. Intinya jago materi/pelajaran, tetapi kebiasaan untuk merendahkan kemampuan orang lain. Mungkin juga isitilahnya tidak tepat kalau kebiasaan sih seperti perangai, sikap, dan bawaan orong. Ahhh saya lagi tidak mudah mengurai kata karena lama tidak menulis apapun. Simpelnya, yang saya temui adalah orang (baca:teman) yang pintar akademis tapi jadinya ‘sok’ lebih oke daripada orang lain.
Hal tersebut bisa saya tangkap melalui gaya bicaranya, aksen kepalanya, sorot matanya, lambaian tangan ketika berbicara, kata-kata yang dipilih, dan senyumnya. Gaya bicara yang saya tangkap biasanya memposisikan dirinya lebih tau daripada orang lain. Dia pintar menjabarkan a, b, c, d, e dan seterusnya, tapi apapun pendapat orang lain yang dikemukakan selalu dipatahkan dengan ‘pengetahuan’nya tersebut. Maksud saya, sikap menghargai pendapat orang lainnya sangat rendah. Aksen kepala, kepalanya biasanya agak mendongak, atau duh apa ya..uhm bahasa Jawa-nya ndangak, ya itulah. Menatap dari sudut mata yang paling ujung, miring, dan memicingkan pandangan. Sorot matanya sepertinya sangat pede yang berlebihan, terlalu tajam, dan angkuh. Kata-kata yang dipilih pun biasanya yang sulit dimengerti orang lain. Padahal kata almarhum Bapak saya, orang yang pintar adalah orang yang bisa menjelaskan kepada orang lain ilmu yang dia punya dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Nahhh…kan, kandani og.. hal terakhir adalah senyum. Senyumnya itu gak tulus, terpaksa, dan ampang. Sekedar persyaratan agar terlihat ramah oleh orang lain, tapi malah kenanya gak asik. Ah, banyaaak sekali yang sudah saya temui. Saya juga tidak menyalahkan teman-teman saya itu sih, hanya saja mengobrol dengan sosok-sosok seperti itu membuat saya tidak nyaman, adanya disudutkan dan saya lebih tidak tahan pada efek mental yang muncul.
saya merasa aneh, untuk apa sih ‘gaya’ ketika kamu pintar, merasa pintar, merasa bisa, merasa lebih dari orang lain, tapi kalo semua itu berlebihan jatuhnya gak enak loh, percaya deh. Gak enak untuk orang lain yang ada di sekitar teman-teman yang lebih itu tadi. Saya berani menuliskan ini, karena dulu saya sempat kroscek dengan salah satu teman saya yang merasa tidak nyaman juga dengan sikap teman kami yang ‘dumeh’ itu tadi. Hasilnya adalah dia juga merasa tidak nyaman, merasa apa-apa salah dan parahnya teman saya itu pernah satu tugas kelompok dengan si teman dumeh yang kemudian dikata-katai “ah lo sih, gitu aja gak ngerti. Belajar apa sih selama ini? itu kan gampang banget” JLEP eh salah biar lebay, JLEBBB. Itu sungguh sopan sekali dan ketika saya diberitahu cuma bisa angguk-angguk dan tepuk-tepuk pundak, tujuannya sih biar temen saya tenang, tapi malah kekerasan dan temen saya tambah bête..hahahaha…
apalagi ya? Oh iya, silakan kalau mau komentar apapun, saya akan senang sekali, apalagi kalau dapat kritik, kritik kentang atau singkong juga boleh (zzzzzzzzzzzzzz). Kalau kesusahan komen, bisa email ke sukma_wandan@yahoo.co.id atau bisa juga mention saya di @wandanwans . kalau butuh alamat rumah buat kirim parsel, kita bahas dibelakang, hahaha…  cheers. 

(now playing My Only Swerving-El Ten Eleven)

Comments

Popular posts from this blog

20(13)

Patah

Sapa Rinduku Untukmu