Posts

Showing posts from November, 2010

Wisuda

Akhirnya datang juga. Tanggal 6 November 2010 kemarin saya resmi menjadi S.Psi alias Sarjana Psikologi. Lulusan kampus humanis (konon katanya begitu) Universitas Sanata Dharma. Kuliah 4 tahun dengan ipk yang biasa aja. Rasanya campur aduk. Seneng udah pasti. Ada bangga, lega, kesel, capek, biasa aja, dan macem-macem lainnya. Biasa aja karena memang ntah kenapa begitu datar perayaan wisuda ini. Sebenarnya sehari sebelumnya, kampus kami akan mengadakan pelepasan calon wisudawan wisudawati, tapi ternyata karena memang keadaan sedang sangat HARUS prihatin, maka walaupun sempat terjadi baku tembak antara kampus dengan calon wisudawan wisudawati, akhirnya dibatalin juga. Lagian mana enak kami nyanyi-nyanyi, makan-makan, happy, dan yang seneng-seneng lainnya, sedangkan gak ada jartak 1 km dari kampus kami ada posko pengungsian di Stadion Maguwoharjo. Maka kami sangat keras untuk menentang pelepasan tetap dilaksanakan. Po yo kulu? Akhirnya, hari itu hanya

Please Follow (@heart)

Beberapa hari terakhir, saya secara pribadi sedang berada pada puncak kurva diskriminasi personal. Mengapa begitu statistic? Ntahlah, sakit perut saya pagi ini membuat saya jadi mengingat-ingat kuliah statistic 1 dan 2 yang cukup membuat otak saya lelah tapi akhirnya ngerti juga. Oke, bukan masalah statistic yang akan saya tulis di sini. Tapi hati. Jelas bukan hati ayam atau sapi yang tingkat kolestrolnya tinggi, tapi manusia. Hatinya juga bukan hati fisik, tapi ‘hati’ Siapa yang gak punya hati? Kalo ada harap segera close tab blog ini dan menjauhlah dari dunia peradaban manusia. Saya melihat dan mendengar beberapa berita di televisi dan internet beberapa minggu terakhir ini mengenai bencana alam di Indonesia. Rasa-rasanya jadi kelihatan mana yang punya ‘hati’ sungguhan sama yang pasang hati palsu. Uhm…gimana ya? Saya juga gak sampai hati ni mau bilang kejadian secara detail di sini, tapi akan saya coba. (sorry, tulisan saya kali ini random sekali

Another Grey Night

00.23 Saya sudah pamit tidur. Awalnya memang sudah ngantuk, tapi pindah kamar malah bikin gak ngantuk. Pindah kamar juga bikin saya malah berpikir. Berpikirnya pun sepertinya terlalu keras, malah jadi keringet dingin sendiri. Bener kata seorang teman bahwa saya kadang berpikir terlalu dalam, pake bahasa yang kurang bisa dipahami, dan meresahkan orang yang gak tau maksud saya. Berarti saya belum sepenuhnya sebagai lulusan akademisi karena belu, berhasil menyampaikan isi pikiran saya ke awam dengan bahasa yang mudah dimengerti. Abu-abu. Kadang saya kehabisan stock abu-abu. Sering ditatapkan langsung dengan hitam atau putih. Sungguh tegas! Tegas sekaligus kaku. Kaku sekaligus tidak ikhlas. Coba deh dengan perumpamaan ini. Suatu saat, saya sedang hidapkan pada pilihan A. Ayam goreng atau B.Sambel tumpang. Dua pilihan yang sama sekali saya gak bisa semua tapi harus memilih. Saya gak mungkin meruntuhkan ketetapan hati saya buat gak makan daging. Tapi ma

Polaroid

Menurut hasil googling saya, kamera polaroid adalah model kamera yang langsung jadi, yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera Polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film Polaroid. Film Polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna disebut dengan film polacolor. Nah kalo mau bicara tentang sejarah, kamera ini dirancang oleh Dr. Edwin Land dari perusahaan Polaroid tahun 1947. Fyi, Polaroid itu sebenarnya hanya seperti merek dagang. Sama aja ketika kemarin saya KKN mendengar beberapa warga menyebut kamera itu Kodak, atau pompa air itu dengan Sanyo..hehe.. nah, kenapa saya bahas? Karena saya sangat suka hasil foto dengan kamera Polaroid. Apa saya punya kameranya? Tentu tidak!!!! Hahaha..saya suka melihat album-album foto teman-teman yang mereka ambil dengan kamera Polaroid. Kesannya sangat dalam, indah, vintage, tapi bercerita. Ntahlah, itu penangkapan saya. Nah, lalu saya dikenalkan oleh teman kampus saya dengan program P