Lebaran Kedua
Ini adalah lebaran kedua tanpa fisik Bapak diantara kami sekeluarga. Rasanya masih aja aneh. Biasanya pulang sholat Ied, kami sungkeman, ada bapak, ibuk, mbak Wiet, Mas Wisnu, mbak Dewi, sama Vari. Tapi lebaran kali ini lebih sepi dari kemarin. Lebaran kali ini mbak Wiet, Mas Wisnu dan Vari pulang ke Lampung di mana asal muasal mas Wisnu, hehe..piss J jadi di rumah kami cuma bertiga. Saya, ibuk, mbak Dewi. Sepi banget rasanya. Walaupun sih, banyak tetangga dan saudara yang datang ke rumah kami untuk bermaaf-maafan juga, tapi rasanya tetap beda. Uhm..tapi gak papa. Siang harinya di hari Lebaran itu, kami bersama saudara-saudara dari ibuk pergi ke Nganjuk, Jawa Timur. Istilahnya mudik. Ibuk memang dilahirkan di sana, dan di sana masih banyak saudara, termasuk kakak-nya ibuk (Budhe). Kami dari Jogja berangkat 2 mobil. Seneng rasanya. Setelah bersusah-susah skripsi, akhrinya ada waktu refreshing juga, hihihi. Kami perjalanan kurang lebih 6 jam dan berhasil mencapai desa Pace, Nganjuk, Jawa Timur. Itu desa sebenarnya perbatasan juga sama Kediri. Uhm..rasanya nyaman betul berada di sana, ya walaupun di tepi jalan raya rumah budhe, tapi suasananya sangaaaaaaaaaaaatt berbeda dengan Jogja. Kegiatan kami di sana adalah makan, makan, makan dan makan. Kami tidak pernah jajan makan di luar, karena budhe saya terkenal bisa makan uenaaak sekali. Setiap hari ada menu-menu berbeda. Sayur asem pake sayur aneh sejenis terong tapi bukan terong yang asli daerah sana, pindang balungan, sate kambing, sate ayam, tempe goreng yang rasanya beda sama di rumah saya (karena mungkin dikasih kunyit), dan beberapa makanan lain yang sadisssssssssssss gilak! Oke, saya cukup tersiksa dengan menu-menu yang kebanyakan daging itu, tapi si budhe gak keabisan ide. Saya dibikinin sate lele yang ternyata percaya gak percaya gak jauh beda dengan sate ayam. Si budhe punya kolam lele yang besar sekali, jadi saat itu langsung ditangkap, dibunuh (wusssshhh maaf sadis), lalu dicuci bersih dan dibumbui. Uhm…yummy n sexy foooood (kayaknya saya tetep gak bisa nyamain pesona mbak Faran deh…T.T). ada semacam minuman segar yang namanya Jenang Godhir. Isinya adalah bubur sumsum yang dicampur pake ketan hitam, dikasih santan. Simple sekali memang, tapi kenapa juga saya gak tau rasanya membuat saya berbinar-binar, hahahahaaaaaaaaaa…. Enak banget! Dan hari kedua terakhir saya dan saudara-saudara jalan-jalan ke Kediri maksudnya pengen cari durian dan oleh-oleh. Tapi ternyata memang lagi gak musim dan akhirnya kami pergi ke pusat tahu Poo dan gethuk pisang. Berderet-deret banyak sekali toko di jalan itu yang memang menjual tahu Poo (tahu kuning khas Kediri) dan segala macam makanan lain (termasuk ada bakpia asli Jogja, dueeengggg)..hahaha.. sesak sekali di sana, parkir juga susah boookkkkk.. tapi gak papa, demi makanan enak, itu gak masyalah.
Hari berikutnya kami pulang ke Jogja dengan perasaan lega dan kenyang, hihi..alhasil sepertinya berat badan saya naik sekitar 2kg sesaat karena hampir tiap saya bernapas saya juga makan.
Tidak sabar menunggu lebaran berikutnya dengan suasana berbeda. Amin. Have a great day! Cheers.
Hari berikutnya kami pulang ke Jogja dengan perasaan lega dan kenyang, hihi..alhasil sepertinya berat badan saya naik sekitar 2kg sesaat karena hampir tiap saya bernapas saya juga makan.
Tidak sabar menunggu lebaran berikutnya dengan suasana berbeda. Amin. Have a great day! Cheers.
Comments