Another Grey Night


00.23
Saya sudah pamit tidur. Awalnya memang sudah ngantuk, tapi pindah kamar malah bikin gak ngantuk. Pindah kamar juga bikin saya malah berpikir. Berpikirnya pun sepertinya terlalu keras, malah jadi keringet dingin sendiri. Bener kata seorang teman bahwa saya kadang berpikir terlalu dalam, pake bahasa yang kurang bisa dipahami, dan meresahkan orang yang gak tau maksud saya. Berarti saya belum sepenuhnya sebagai lulusan akademisi karena belu, berhasil menyampaikan isi pikiran saya ke awam dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Abu-abu.
Kadang saya kehabisan stock abu-abu. Sering ditatapkan langsung dengan hitam atau putih. Sungguh tegas! Tegas sekaligus kaku. Kaku sekaligus tidak ikhlas. Coba deh dengan perumpamaan ini. Suatu saat, saya sedang hidapkan pada pilihan A. Ayam goreng atau B.Sambel tumpang. Dua pilihan yang sama sekali saya gak bisa semua tapi harus memilih. Saya gak mungkin meruntuhkan ketetapan hati saya buat gak makan daging. Tapi masalahnya saya sangat tidak suka dan tidak tertarik sama sambel tumpang/ tapi saya HARUS MEMILIH. Dem.
Kenapa cuma ada hitam dan putih? Di mana abu-abu. Saya sedang tidak bisa bercanda. Saya sedang tidak bisa tersenyum, bahkan menanggapi guyonan temanpun saya tidak mampu. Malah menjadi merasa bersalah karena saya seolah meluapkan ini ke orang lain. Kenapa tidak ada abu-abu?
Bukan meminta dispensasi atau belas kasih, cuma terkadang situasi abu-abu akan menjadi lebih luwes dengan apa yang ada di lapangan. Kadang saya juga gak bisa tolerir sih keadaan abu-abu, karena terkadang jadi samar dan tidak jelas. Tapi di sisi-sisi lain, kadang saya membutuhkan itu, detilnya tentu saya tidak bisa ceritakan di sini. Cukup saya telan bersama kulit dan isinya.
00.40
Masih saja berharap abu-abu, tapi kadang sangat tidak mengharapkan abu-abu. Untuk hubungan misalnya, ada yang berkenan di zona abu-abu? Kalau ada, kamu hebat! Bikin buku gih, trus tulis kiat-kiat di jalan abu-abu dalam menjalin hubungan.
Tapi suatu masa dulu, saya pernah menikmati keadaan di zona abu-abu dan saya begitu benar-benar menikmatinya. Ntah, sesuatu yang menantang memang bikin hidup lebih menawan. Ini saatnya saya menantang diri saya sendiri, mau apa, ngapain, mau hitam, putih, apa maksa jadi abu-abu. Terlampau ngelantur. Sudah ya, punggung capek.
00.46. cheers 

(now playing Langkah Peri- Cherry Bombshell)

Comments

Popular posts from this blog

20(13)

Patah

Sapa Rinduku Untukmu