Ibu Peri dan Tugu Jogja 2003
Jogja.
Okay, 26 tahun lewat 22 hari sudah saya bulat penuh, dari lahir sampai sekarang tinggal di Jogja. Banyak hal yang bisa jadi alasan kenapa saya tetap tinggal di Jogja. Banyak hal juga yang kadang membuat saya merasa ingin sejenak pergi dari Jogja. Nah, kan? saya sendiri bilang cuma 'ingin sejenak' pergi dari Jogja. Yang artinya, saya tidak benar-benar ingin pergi dari Jogja. Kadang lucu jika mendengar cerita beberapa teman yang berasal dari luar kota, yang mereka menyatakan bahwa mereka gak mau keluar dari Jogja, hehe.. kenapa bisa begitu?
Begini ceritanya. Beberapa teman dari luar Jogja, pastinya sangat senang berada di Jogja. Dari tarif hidup yang relatif masih terjangkau, makanan enak dan masih murah, mau cari apa aja ada, dari hal tradisional seperti becak atau makanan khas sampai hal yang modern semacam Ducati juga ada di Jogja. Masyarakatnya juga relatif baik dan ramah, kecuali kamu pembuat onar, liat aja, Pak RT pasti bertindak hahaha...
mau cari sekolah juga sangat banyak, mau yang bagus sampai yang biasa aja, mau yang tentang skill mekanik sampai memasak. Para orang tua juga senang berinvestasi di Jogja, karena harga tanah di Jogja sekarang sangat menjanjikan, adalahhhh....termahal kedua setelah Bali ! (*brb itung laba jual rumah, hahaha). Yah, begitulah, begitu banyak hal yang ditawarkan dan disajikan dari Jogja yang memang istimewa.
Cerita yang gak kalah seru adalah mengenai foto-foto di Tugu Jogja. Konon ceritanya, barangsiapa yang sudah foto-foto di Tugu Jogja, dia gak akan bisa keluar dari Jogja. JREEEEENGGGG ! (suara gitar menyambar-nyambar) dan percaya gak percaya, itu terbukti di beberapa temanku sih, tapi di beberapa teman yang lain enggak juga, atau belum aja? Well, gimana ceritanya denganku yang dulu waktu tes masuk OSIS di SMA, saya dapat tugas untuk bersihin TUGU JOGJA!
ugh! masih-sangat-ingat-dan-gak-mungkin-bisa-lupa. Waktu itu kelas satu SMA (SMA ku adalah di Stella Duce 1 Yogyakarta, konon sekolah favorit, nyahahahahahaha), dan seperti biasa, waktu itu saya memang gak bisa enggak tertarik dengan kegiatan semacam Osis atau apapun yang lain. oke, jadilah satu hari saya ikut seleksi Osis. Beberapa kali seleksi sampai pada tes yang mungkin disebut tes mental sekaligus tes bakti sosial masyarakat, mengetes apakah kita mentalnya kuat apa enggak tapi dengan jalan melakukan sesuatu yang berguna bagi sekitar. Jadilah siang itu saya dan Mba Mia (calon osis juga anak kelas 2), didandani semacam peri lengkap dengan sayapnya yang magis. kaos kaki warna warni, pita di rambut yang jelas membuat kami tidak terlihat cantik, dan baju yang antah berantah. Kami berdua punya tugas untuk, MEMBERSIHKAN TUGU JOGJA! oke, gak kebayang sih waktu itu akan seperti apa. Dengan berbekal sapu, cairan pembersih, beberapa lap, dan kemoceng, kami berjalan dari sekolah, lewat mamang-mamang penjual ban bekas di deket McD sudirman, jalan lewat Jembatan Code, dan terus menuju Tugu. Gak jauh sih, tapi malu, iya.
Sudah sampai di sana, otomatis karena kami cukup menyita perhatian dari yang pada lewat di sana (sok diperhatikan gini, hahaha) jadilah saya dan Mba Mia inisiatif buat minta ijin dulu sama Pak Polisi di seberang jalan. Ya daripada udah bersihin Tugu duluan, tapi habis itu di-stop sama mereka dikira orang gak waras kan tengsik juga (inget, tengsin, bukan tongsis ya sis).
Sudah deh, akhirnya 2 jam kami lewati dari yang awalnya malu sampai malu-maluin. dari yang awalnya cuma bersihin Tugu di bagian bawah, ini sampai naik-naik juga (kami bilang permisi loh waktu itu ke si Tugu Jogja, siapa tahu pas itu lagi ada komunikasi dari selatan ke utara atau sebaliknya, who knows kan ye). oh iya, waktu itu tahun 2003, jadi memang Tugu belum ada pagar seperti sekarang, jadi kami diperbolehkan sama Pak Polisi untuk ngelap-ngelap Tugu sampai cukup tinggi. Jadi, yaaa itu cerita yang cukup berkesan.
Kembali ke masalah foto di Tugu Jogja dan gak bisa keluar dari Jogja. Misalkan itu benar, ya pantes aja saya 26 tahun lebih gak keluar-keluar Jogja, gak cuma foto bray, bersihin sampai naik-naik! Gimana Jogja gak cinta sama saya! (yak, siap-siap dinyinyirin nDan! hahaha)
Ntah apa yang bikin saya pengen cerita ini, tiba-tiba keinget aja. Oiya, foto Tugu ini juga saya yang ambil dan sukses blur karena sambil berkendara (jangan ditiru ya pemirsa).
Kalau kamu, apa ceritamu tentang kamu dan Jogja? sedih dan senang itu biasa, atau Jogja sudah membuat hidupmu jadi #luwar #biyasa ? cheers.
Comments