Jelaslah saya mencoba belajar untuk di tempat baru saya bekerja. Saya mencoba membuat aura saya nyatu dengan aura kantor. Belajar yang dibayar, ya di sini.
Sudah dua hari ini ada berita tentanng Alter, laki-laki transgender yang jadi bulan-bulanan pihak-pihak yang kurasa hampir terkikis hati nuraninya. Uhm..saya agak bingung sebenarnya dengan kronologis kejadiannya. Tapi yang saya tangkap adalah, kenapa sih masalah transgender sampai diselesaikan di jalur hukum? Katakanklah begini. Apakah ada satu orangpun yang mau dilahirkan mempunyai kelamin ganda? Ayo kalo ada tunjuk tangan dan kirim email ke saya. Saya yakin tidak ada yang punya kehendak demikian. Itu adalah garis dan kemauan dari Tuhan. Dan sampailah anak dengan kelamin ganda tersebut di bumi. Berkembang dan tumbuhlah ia dalam lingkungan yang memberikan proses belajar padanya. Lingkungan yang memberikan identitas diri dan social, serta sedikit banyak mempengaruhi konsep dirinya. Lingkungan hanya mau 2 hal, hitam dan putih. Tidak mau ada abu-abu. Alasannya pun beragam, dari meresahkan adat istiadat, membuat sampah masyarakat, aib keluarga, penyakit masyarakat, dan masih banyak beber...
How’s life? Menarik. Sudah 3 bulan tidak menulis apapun di sini, hanya sekedar visiting (seperti kamu kan?) dan tidak meninggalkan jejak apapun. Beberapa komentar darimu-pun belum kubalas, ya daripada dibalas dengan air tuba kan? Banyak, salah, terlalu banyak moment yang sudah saya lewati. Baik, buruk, greatest moment (wait, ini seperti judul album-album evergreen ber-cover mbak-mbak bule entah berantah itu), dan lain bentuk moment yang sudah terlewatkan dengan begitu cepatnya. Saya masih di Jogja, dengan berbagai perubahan. Perubahan rambut tentu (well, ini adalah kali kedua saya gondrong), status (eciye), dan lainnya. Mungkin saya gak perlu sih sebutkan satu-per-satu di sini, karena akan terlalu banyak dan saya akan pegel ngetiknya, jadi well, suka-suka-aku-untuk-menulis-apapun-itu-see-? Apa kabarmu di situ? Ya, siapapun kamu yang sedang membaca tulisan saya ini. Iya, sekarang sudah berganti tahun, seperti layaknya kita berganti moment dan kesempatan setiap waktu...
Saya baru aja menyelesaikan membaca sebuah buku. Judulnya saya agak lupa persisnya.Tapi inti judul buku itu adalah keliling Thailand, Malaysia,dan Singapura selama 10 hari dengan biaya 2 juta rupiah. Yang beli adalah AUf, bukan saya. Tapi setelah dia selesai baca, lalu saya pinjam, hehe.. Lanjut, buku itu isinya adalah kisah seorang mbak-mbak dan beberapa temannya yang berangkat dari Jakartamenuju ke Tahilan, lalu ke Malaysia, Singapura, lalu pulang ke Indonesia.Buku itu diterbitkan tahun 2009. Dan yang membuat saya tertarik itu adalah, buku itu tidak menceritakan backpaker, tapi dia sebagai turis yang memang terus gak serampangan atau asal-asalan dalam memilih tempat menginap, tujuan wisata, kendaraan yang dipakai dan sebagainya. Buku itu bener-bener bikin saya terpacu untuk bisa ke tempat-tempat tadi. Bukan saya tidak mencintai Indonesia, tetapi buku itu yang mengatakan bahwa jika kita sudah keliling ke negara-negara selain Indonesia, maka kita akan benar-benar percaya bahwa Indonesi...
Comments