Odong

Saya menyebutnya odong-odong. Bentuknya semacam kereta pendek cukup untuk 2-4 orang. Dikayuh seperti becak dan sepeda, penumpang lain bisa duduk di depan pak kusir atau di samping atau di belakang, tergantung modifikasi odong-odong itu. Saya dan keluarga sudah 2 kali ini mampir ke Alun-Alun Selatan (kidul) Jogja. Kalau malam, ramenya minta rejeki! selain ada odong-odong dengan berbagai variasi, ada juga sepeda tandem, angkringan, lesehan jagung bakar, wedang ronde, dan macam-macam lainnya. Sayang, tarif parkir yang dikenakan untuk mobil Rp 5.000,00 sepertinya agak istimewa kebangetan. Biasanya paling mahal Rp 3.000,00 saja. Tapi yasudah tidak masalah, niatnya memang ingin jalan-jalan dan seneng-seneng. Setiap ke Alun-Alun Kidul pasti bersinggungan dengan keinginan ponakan saya Vari. Dia senang sekali naik odong-odong yang berwarna warni lampunya. Untuk dua kali putaran dikenakan biaya Rp 20.000,00 kalau tidak salah. Kalau saya salah dengar ya map, soalnya bukan saya yang bayar, hehehe (polos).
Saya juga senang naik odong-odong ini. Rasanya kembali ke masa kecil di mana saya dulu jarang naik beginian. Jaman saya kecil, sepertinya tidak ada odong-odong dengan lampu berwarna-warni yang memang menyita perhatian orang. Puas dengan dua kali putaran Alun-alun Kidul (puas gak puas harus puas ya, karena lumayan juga tarifnya, dan sepertinya yang nggenjot juga lumayan, hehehe), lalu kami pulang deh. Berbekal jagung bakar kemanisan yang gratis -_-“ Apa menu liburanmu? cheers.
"totemu daisuki, doraemon"  
     


maaf blur
kelinci istimewa (?)
belalang tempur

Comments

Popular posts from this blog

Grafik Perasaan

Sapa Rinduku Untukmu

DISSENDIUM (Penjelasan ala Nikita Willy)