Wo(men)
Ini bukanlah suatu kemutlakan. Jelas ini hanyalah sebuah tulisan mengenai apa yang saya amati, saya rasakan dan lakukan, apa yang sebagian orang-orang ceritakan, dan apa yang sering saya baca. Jadi kalau tidak setuju, segera hentikan pada kalimat apa yang menurutmu kurang tepat atau buatlah yang tepat menurut versimu..hehe..
Ini mengenai sosok laki-laki dan perempuan. Bukan sekedar maskulinitas dan feminism. Bukan hanya berbica tentang vagina dan penis sebagai alat kelamin. (masih adakah yang merasa jijik untuk mengatakan nama alat kelaminnya sendiri? Itu anugerah lho, bukan hal yang tabu untuk dikatakan). Namun, rangkaian dibawah ini sedikit banyak mengutip dari kehidupan sehari-hari, yang seringkali membuat perempuan dan pria susah untuk menemukan titik temunya. Yuk, mari..:p
Perempuan suka berbicara dan laki-laki tidak suka dikritik atau diberi masukan. Hal ini terjadi beberapa kali dalam kasus yang bermacam-macam. Saat diskusi di kelas, seorang teman mati-matian membantah masukan dari seorang teman perempuan yang jelas-jelas memberikan kritik dan solusi untuk bahan presentasi teman pria itu. Namun, si pria sampai berbuih-buih memberikan banyak sekali dalih yang ujung-ujungnya membuat teman perempuan saya itu menyerah dan tak mau lagi untuk bersuara di kelas, alasannya adalah…”males ah, haus gue…”
Perempuan suka disentuh dan laki-laki lebih banyak straight to the point. Saat saya menontn film drama di bioskop, beberapa kali saya mengetahui bahwa pacarnya saat terlelap..(-.-). Hal ini dikatakan karena dia bilang alur ceritanya datar dan agak membosankan. Lain hal ketika kami menonton Ninja Assasin. Saya serta merta menutup mata saya karena saya agak merinding dan eneg jika melihat begitu banyak darah, sedangkan dia menonton serius dan nyaris tidak pernah memalingkan wajahnya dari layar bioskop. Hal lain adalah, kebanyakan perempuan suka dipegang tangannya, atau kadang suka dirayu. Jujur sajalah, dan tidak perlu berdalih. Maksud saya adalah, bukan berarti perempuan suka diberikan rayuan gombal, tetapi lebih tepat untuk diberikan pujian, tapi juga jangan sering-sering, nanti terdengar berlebihan. Dan satu sisi, tindakan merasa tidak perlu memerlukan memberikan pujian, karena yang lebih penting adalah tindakan nyatanya…zzzzzz
Lanjut ke hal lainnya. Perempuan suka diberikan pernyataan cinta atau kasih sayang. Misalnya ucapan “ I love you” atau “aku sayang kamu” atau apapun lah lainnya yang bermakna sama. Dan laki-laki terkadang suka terkikis intensitas ucapan sayangnya pada pasangannya ketika hubungan itu berlanjut sudah lama. Misalnya, ketika masih dalam tahap penjajakan tau pedekate atau pacaran, si laki-laki sering sekali mengirim sms berisikan kata sayang. Atau mengatakan secara langsung mengenai hal-hal tersebut. Mungkin, ingat lho mungkin, laki-laki menganggap itu hanya hal yang buang waktu dan lagi-lagi menganggap bahwa itu hal yang tidak begitu penting. “ toh kita berhubungan kan sudah lama, untuk apa aku menyatakan cinta yang jelas-jelas sudah aku lakukan. Yang penting kan prakteknya”. Ya memang ada benarnya juga, praktek itu memang akan lebih riil dirasakan, tetapi ingatlah, bahwa perempuan itu berbeda dengan laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Dan itu baru sedikit contoh di mana hal-hal kecil yang membedakan laki-laki dan perempuan. Secara fisiologis, baik hormon yang membentuk dan bekerja dalam masing-masing kelenjar, serta psikis dan mental juga berbeda. Sifat dan perangai laki-laki dan perempuan juga merupakan hal yang berbeda. Hal ini merupakan warisan nenek moyang kita yang dulu terpola yang laki-laki berburu makanan dan mencari penghidupan di luar atau di hutan, sedangkan yang perempuan menunggu di dalam gua untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sembari menunggu mangsaan atau hasil berburu yang dibawa oleh laki-laki. Karena merupakan genetis dari moyang, maka perbedaan antara perempuan dan laki-laki pun menjadi suatu system belajar social dalam kehidupan kita. Lingkungan kita berperan cukup banyak dalam pembentukan ini, walaupun beberapa mengalami perubahan dalam memandang suatu pemahaman, tidak laki saklek bahwa laki-laki harus di luar rumah dan perempuan mengurusi dalam rumah, bahkan dalam kehidupan masa sekarang, hal tersebut sering kali terbalik dan tidak masalah.
Ya apapun yang saya tuliskan di atas, bukan semata-mata pandangan saya pribadi. Walaupun pandangan pribadi saya sedikit banyak yang torehkan di atas, tetapi jika ada yang kurang berkenan, maap yee…atau jika ada yang tidak setuju, silakan untuk menuliskan menurut versi Anda sendiri. Semoga berguna ya, meskipun si penulis ini masih 22 tahun. Cheers.
Comments